KONSTRUKSI DAN PENEMPATAN KOLAM JARING APUNG (KJA)
A. Konstuksi Kolam
Jaring Apung (KJA)
Kolam Jaring Apung apabila telah
terpasang di danau atau bendungan biasanya dirakit menjadi satu unit. Satu unit
rakit Kolam Jaring Apung terdiri dari 4 net kolam dan satu gudang/tempat jaga.
Gambaran ( desain ) kolam jaring
apung di bawah ini didasarkan pada satu unit dengan ukuran panjang x lebar x
kedalam ( 7 x 7 x 3 m ) setiap net kolam.
1.
Bahan yang
dibutuhkan
Desain dan konstruksi bangunan kolam jaring apung
hingga sekarang banyak megalami perubahan dan penyesuaian. Sehingga bangunan
dan konstruksi tidak tertentu. Konstruksi kolam jaring apung secara umum
banyak memerlukan bahan berupa bambu. Tetapi kini peran bambu tersebut
telah diganti dengan besi sehingga lebih tahan lama walaupun biayanyapun
menjadi mahal. Pengapung yang dipergunakan bisa berupa drum zenk bekas, drum
plastic atau stereo foam. Di bawah ini contoh bahan yang dibutuhkan untuk
membangun kolam jaring apung.
Tabel 1. Bahan yang dibutuhkan dan spesifikasinya
No.
|
Nama Bahan
|
Ukuran Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Titian
Bambu
|
Apus
|
100 bt
|
2.
|
Pelampung
drum
|
Drum
oli/minyak
|
38 bh
|
3.
|
Kayu kaso
|
3 m
|
140 bt
|
4.
|
Jaring
|
Polithylin
380 D/9
|
4 x18 kg
|
5.
|
Jangkar
semen (besar )
|
75 kg
|
6 buah
|
6.
|
Jangkar
semen (kecil)
|
2,5 kg
|
32 bh
|
7.
|
Tambang
|
D/45
|
190 m
|
8.
|
Tambang
|
D/15
|
180 m
|
9.
|
Paku
|
7 cm
|
10 kg
|
10
|
Paku
|
7 cm
|
10 kg
|
11.
|
Kawat
|
Diameter
0,5mm
|
12 m
|
3. Merakit
Bagian- bagian Unit Kolam Jaring Apung
a. Drum diapit
dengan kaso
Sebelum drum diapit kaso, drum perlu dibersihkan kemudian
dicat. Maksud dan tujuannya adalah agar bahan pembuat drum tidak langsung
menyentuh air sehingga drum akan awet. Sebagai tempat pijakan bambu, maka drum
yang telah dicat diapit dengan kaso, kaso dipotong dengan ukuran panjang
sama dengan diameter drum ( 70 cm ), kemudian kaso dipasang mengapit melintang
pada drum. Drum diapit dengan kaso pada dua bagian seperti terihat pada gambar
dibawah ini.
b.
Menjahit
Jaring Kantong Jaring Apung
Lembaran kain jaring dipotong sesuai dengan ukuran
potongan yang dikehendaki yaitu panjang x lebar x tinggi = 7 x 7 x 3 m.
Kemudian kain jaring dijahit dibentuk kantong jaring sesuai dengan ukuran
tersebut. Disamping kantong dibentuk disesuaikan dengan bentuk KJA, kantong
jaring bagian tepinya juga dijahit sebagai tempat tali ris yang berfungsi untuk
menggantungkan kantong jaring pada kerangka KJA.
c.
Membuat
Jangkar Semen Besar Dan Kecil
Jangkar semen terbuat dari semen yang dicetak dengan
bentuk sesuai dengan keinginan. Hal yang terpenting dari jangkar semen adalah
beratnya. Jangkar semen yang berbobot 75 kg dipergunakan untuk pemberat unit
jaring agar tidak hanyut oleh arus air dan arus angin, sedangkan jangkar semen
berbobot 25 kg dipergunakan untuk meregangkan jaring agar terbentuk kotak. Di
bawah ini adalah gambar contoh bentuk dan bobot jangkar semen.
4. Merakit Unit
Kolam Jaring Apung
a. Menghubungkan
Antar Rakitan Drum
Bambu-bambu yang telah dipersiapkan dipasang di atas
drum terapit kaso. Satu deretan rakit dibutuhkan 7 – 8 deret bambu dan 7 buah
drum. Setelah deretan rakit terbentuk maka deretan rakit satu sama lain
dihubungkan ujung-ujungnya, sehingga terbentuk segi empat. Untuk memperjelas
hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini..
b.Menempatkan kerangka kolam jaring apung
Jika hubungan antar deretan rakit
telah sempurna sesuai dengan desain maka hal ini disebut kerangka jaring apung.
Proses
selanjutnya kerangka jaring ditarik ditempatkan pada lokasi yang dianggap
memenuhi syarat.
Di bawah ini gambar posisi kerangka kolam jaring apung
yang telah ditempatkan untuk disempurnakan kerangkanya menjadi KJA utuh.
c. Memasang kantong jaring
Pada kerangka jaring, setiap
sudut dipasang tiang yang telah diberi cincin. Kantong jaring diregangkan
dengan cara menyusupkan tambang kedalam lubang mata jaring pada sisi atas
jaring, dan setiap sudutnya dihubungkan dengan demikian kantong jaring telah
terpasang.
d. Memasang jangkar semen besar dan kecil
Setelah jangkar semen ditali
dengan tambang maka posisi pemasangan lihat gambar d bawah ini. jangkar semen
besar digunakan untuk menahan unit jaring dari terpaan angin atau arus air,
sedangkan jangkar semen kecil dimaksudkan untuk meregangkan kantong-kantong
jaring.
B. Menempatkan KJA
Lokasi penempatan unit KJA ke
dalam perairan perlu memperhatikan faktor-faktor :
-Luasan
perairan
Luasan bagian perairan perlu
diperhatikan, karena akan menyangkut kesuburan perairan, jarak antar unit KJA.
Jarak antar unit KJA yang disarankan adalah 50 m. Hal tersebut dimaksudkan agar
bargas/kapal mudah untuk beroperasi serta akan mengurangi kepadatan unit KJA
dan memperhatikan daya dukung perairan.
- Kedalaman
Perairan
Kedalaman perairan juga merupakan
faktor penentu, di bendungan Cirata pada saat air surut maksimum kedalaman
bendungan sekitar 85 m, pada titik dasar paling dalam. Sehingga dengan demikian
pemasangan unit KJA harus memperhatikan surutnya air tersebut. Pilihlah tempat
dimana pada saat air surut unit KJA tidak menyentuh dasar perairan. Sebaiknya pemasangan unit KJA dilakukan pada saat air surut maksimum.
- Arus
Air
Pemasangan unit jarring
disarankan jangan pada arus air, sebab jika dipasang pada arus air unit KJA
akan hanyut terbawa arus air tersebut. Arus air akan
terasa besar pada saat musim penghujan atau pada saat aliran air besar dari
salah satu sungai pemasok.
- Jalur angin
kencang
Pemasangan unit KJA jangan pada
jalur angin kencang sebab angin akan mampu menghanyutkan unit KJA atau akan
merobah posisi unit KJA.
- Bebas cemaran
Lokasi KJA harus bebas dari
cemaran fisik, kimia maupun biologi dan tidak memiliki pelapisan air (
Stratifikasi ). Cemaran fisik terdiri dari lumpur, sampah atau benda mati
lainnya. Cemaran kimia dapat berasal dari limbah industri, pemukiman dan kota
serta limbah pertanian seperti pestisida. Bahan pencemar biologi dapat berupa “
Bloom alga “ , Vegetasi atau tumbuhan air, penyakit, hama dan parasit.
Stratifikasi perairan seperti stratifikasi suhu, kandungan oksigen, pH,
amoniak. Hal ini akan membahayakan ikan jika terjadi pembalikan air, perairan
hendaknya mempunyai kandungan plankton yang optimal dengan nilai transparansi
lebih dari 40 cm. Perairan yang terlalu subur planktonnya akan mengalami
kekurangan oksigen lebih cepat pada saat malam hari.
- Kualitas
air
Kualitas air yang diharapkan
adalah : suhu berkisar antara 25 – 29, pH 6,5 – 8,5, oksigen terlarut lebih
dari 4 ppm ; NO2- N kurang dari 0,5 ppm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar