Jumat, 11 November 2011

Evaluasi Kesesuaian Lahan Budidaya Air Tawar
Evaluasi Kesesuaian perairan adalah suatu proses pendugaan potensi perairan yang telah dipertimbangkan menurut kegunaannya dan membandingkan serta menginterpretasikan serangkaian data. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kondisi perairan berdasarkan   parameter-parameter tertentu (Widowati, 2004). Evaluasi perairan pada penelitian ini adalah evaluasi kelayakan perairan budidaya air tawar  berdasarkan parameter-parameter produktivitas primer antara lain , MPT, suhu permukaan, kecerahan, oksigen terlarut (DO), pH, fosfat, nitrat, Kecepatan arus, topografi, kualitas tanah, vegetasi, klimat, transportasi, dan pemasaran.
Menurut Trisakti (2003) tingkat kesesuaian lahan budidaya ikan  dibagi menjadi empat kelas, yaitu :
A. Sangat Sesuai (S1) Nilai 80-100%
     Daerah potensial dan tidak mempunyai faktor penghambat untuk pengembangannya.
      B.  Sesuai (S2) Nilai 60-79%
     Daerah potensial karena memenuhi persyaratan minimal untuk pengembangan  budidaya.
      C.  Sesuai Bersyarat (S3) Nilai 40-59%
      Daerah kurang potensial yang memerlukan perlakuan khusus untuk meningkatkan    kemampuannya.
      D.  Tidak Sesuai (TS) Nilai < 40%
      Daerah tidak potensial yang tidak dapat dikembangkan untuk budidaya.
Pemilihan lokasi

      Pemilihan lokasi sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya komoditas perikanan, untuk itu perlu dipertimbangkan faktor yang sangat terkait, misalnya factor teknis, biologis dan sosial ekonomis termasuk tata ruang. keberhasilan usaha perikanan air tawar banyak ditentukan oleh faktor lingkungan.
     Penentuan stasiun penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan menentukan stasiun dengan memilih daerah yang dianggap mewakili lokasi penelitian. Penelitian ini ditentukan sebanyak tiga stasiun pengambilan sampel. Agar data yang diperoleh lebih akurat maka pada setiap lokasi pengamatan, dilakukan pengambilan sampel sebanyak tiga kali ulangan.

Penilaian Kelayakan Lahan Budidaya Ikan
      Penilaian kelayakan budidaya kolam air deras berbasis sungai di kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki kota Pare-pare menggunakan 10 variabel ukur menurut Poernomo (1989) yang telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Kualitas air Sumber (Bobot 3)
   a. pH air  - 7,5-8,5 Nillai 10
                   - 7,0-7,4 dinilai 6
                    - <7 dan >8,5 Dinilai 2


  b. Kekeruhan air
        - Kekeruhan hanya timbul karena hujan lebat/ banjir (8)
        - Kekeruhan Karena Kondisi tanah (1)
 
  c. Kelarutan oksigen
        - > 5 ppm  dinilai 10,  3-5 ppm dinilai 5, dan <3 ppm dinilai 1
  d. Kadar ammonia
       - <0,5 dinilai (10) , 0,5-1,5 (5) dan > 1,5 (1)
  e. Kadar H2S
       - <0,05 dinilai 10, 0,05-0,1 (5) dan > 0,1 (1)
  f. Kadar Karbindioksida bebas
      -< 25 ppm dinilai (10), 25-50 ppm (5) dan >50 ppm (1)
2.  Kepadatan bentos dan ferifiton (3)
        -  > 10 ekor/m (10).  5-10 (6) dan < 5 (2)
3. Kualitas tanah (Nilai bobot 2)
    a. Tekstur tanah
        - Liat berdebu, liat berpasir,liat (10)
       - Lempung, lempung berdebu, debu (6)
       -Lempung Berpasir (4)
       - Pasir, pasir berlempung (2)
    b. pH tanah
        - 7 dinilai 10
        - 6,0-6,9 (8)
        - 5,0-5,9 (6)
        - 4,0- 4,9 (4)
       - <4 dan >7 (2)
4.  Elevasi tanah terhadap permukaan air sumber (Nilai bobot 3)
     -Ketinggian 0,0-1,5 m (10), 1,6-2 m (8), 2,1-2,5 m (4), 2,6-3 m(2) dan >3,1 m(1)
5.  Suplai air (Nilai bobot 3)
     a. Debit air > 30 m3/detik (10), 20-30 m3/detik (8), 10-20 m3/detik (6) dan
         < 10 m3/detik (2)
     b. Lokasi letaknya dari air sumber <100 m (10), 200-400 m (8), 500-800 m (6),
       Lebih dari 800 m(1)
6.  Pencapaian lokasi (Nilai bobot 1)
     - Dapat ditempuh dengan kendaraan darat dan air (10), Hanya kendaraan darat (8)
       Hanya kendaraan air (6), Hanya jalan kaki < 3 km (4) dan Hanya jalan kaki
       Lebih 3 km (2)
7  Vegetasi (Nilai Bobot 0,5)
     a. Pepohonan
        - lokasi tidak terdapat pohon (10), Semak dan pakis atau sejenisnya (8), tanaman keras 5 pohon/100 m2 (6), 5-10 pohon/1002 (4), 10-20 pohon/100 m2 (2), dan lebih 20 pohon/100 m2 (1)  
     b.  Ukuran pohon      
         - diameter < 5 cm (8), 5-15 cm (6), 15-25 cm (4), dan > 25 cm (2)
8.  Kestabilan lahan atas pengaruh ekstrim (Nilai bobot 1)
     - Gangguan hanya karena angin topan, hujan lebat dan lonsor (10), hujan biasa (6)
        Dan aliran air biasa (2)

9.  Mekanisasi (bobot 1)
     -  Lokasi dapat ditempuh dan dikerjakan dengan kendaraan berat (10), Hanya tripuller (5) dan hanya dapat dikerjakan tenaga manusia (1)
10.  Dampak Sosial Ekonomi (Nilai bobot 3)
    a.  Ketersediaan tenaga kerja
        - jumlah tenaga kerja lebih 30 orang (8), 20-30 orang (5), < 20 orang (2)
    b. Keterampilan tenaga kerja
       - Trampil memelihara ikan (8), Trampil sebagai petani sawah (3) belum pernah
         Jadi petani atau pemelihara ikan (1)
Analisis Data
     Evaluasi keadaan lingkungan merupakan totalitas komponen lingkungan tertinggi yang menunjukkan lokasi terbaik.  Tingkat Kelayakan Lingkungan untuk budidaya ikan air deras dinyatakan dengan rumus Poernomo (1989) yang dimodifikasi sebagai berikut:
TKL= (PTU x k …..+PTU x k)  X 100%
∑PIU x Nilai bobot tertinggi

Dimana :  TKL = Tingkat Kelayakan Lingkungan
                 PTU = Nilai Rata-rata Parameter yang terukur
                     k  = Nilai bobot

Indikator:  - 90 – 100%   Sangat sesuai
                 -  70- 89%   Sesuai
                 -   50 – 69%  Sesuai bersyarat
                 -  < 50 % Tidak perlu dipertimbangkan









Tidak ada komentar:

Posting Komentar