Evaluasi Kesesuaian
Lahan Budidaya Air Tawar
Evaluasi Kesesuaian perairan adalah suatu proses
pendugaan potensi perairan yang telah dipertimbangkan menurut kegunaannya dan
membandingkan serta menginterpretasikan serangkaian data. Tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui kondisi perairan berdasarkan parameter-parameter tertentu (Widowati,
2004). Evaluasi perairan pada penelitian ini adalah evaluasi kelayakan perairan
budidaya air tawar berdasarkan
parameter-parameter produktivitas primer antara lain , MPT, suhu permukaan,
kecerahan, oksigen terlarut (DO), pH, fosfat, nitrat, Kecepatan arus,
topografi, kualitas tanah, vegetasi, klimat, transportasi, dan pemasaran.
Menurut Trisakti (2003) tingkat kesesuaian lahan budidaya
ikan dibagi menjadi empat kelas, yaitu :
A. Sangat Sesuai (S1) Nilai 80-100%
Daerah
potensial dan tidak mempunyai faktor penghambat untuk pengembangannya.
B.
Sesuai (S2) Nilai 60-79%
Daerah
potensial karena memenuhi persyaratan minimal untuk pengembangan budidaya.
C.
Sesuai Bersyarat (S3) Nilai 40-59%
Daerah kurang potensial yang memerlukan
perlakuan khusus untuk meningkatkan
kemampuannya.
D.
Tidak Sesuai (TS) Nilai < 40%
Daerah tidak potensial yang tidak dapat dikembangkan untuk budidaya.
Pemilihan
lokasi
Pemilihan lokasi sangat menentukan
keberhasilan usaha budidaya komoditas perikanan, untuk itu perlu
dipertimbangkan faktor yang sangat terkait, misalnya factor teknis, biologis
dan sosial ekonomis termasuk tata ruang. keberhasilan usaha perikanan air tawar
banyak ditentukan oleh faktor lingkungan.
Penentuan stasiun penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode purposive
sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan menentukan stasiun dengan
memilih daerah yang dianggap mewakili lokasi penelitian. Penelitian ini ditentukan sebanyak tiga stasiun pengambilan sampel. Agar
data yang diperoleh lebih akurat maka pada setiap lokasi pengamatan,
dilakukan pengambilan sampel sebanyak tiga kali ulangan.
Penilaian Kelayakan Lahan
Budidaya Ikan
Penilaian
kelayakan budidaya kolam air deras berbasis sungai di kelurahan Lemoe Kecamatan
Bacukiki kota Pare-pare menggunakan 10 variabel ukur menurut Poernomo (1989)
yang telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Kualitas air Sumber (Bobot 3)
a. pH air
- 7,5-8,5 Nillai 10
- 7,0-7,4 dinilai 6
- <7 dan >8,5 Dinilai 2
b. Kekeruhan air
- Kekeruhan hanya timbul karena hujan lebat/ banjir (8)
- Kekeruhan Karena Kondisi tanah (1)
c. Kelarutan oksigen
- > 5 ppm dinilai 10, 3-5 ppm dinilai 5, dan <3 ppm dinilai 1
d. Kadar ammonia
- <0,5 dinilai (10) , 0,5-1,5 (5) dan > 1,5 (1)
e. Kadar H2S
- <0,05 dinilai 10, 0,05-0,1 (5) dan > 0,1 (1)
f. Kadar Karbindioksida bebas
-< 25 ppm dinilai (10), 25-50 ppm (5) dan >50 ppm (1)
2. Kepadatan bentos dan ferifiton (3)
- > 10 ekor/m (10). 5-10 (6) dan < 5 (2)
3. Kualitas tanah (Nilai bobot 2)
a. Tekstur tanah
- Liat berdebu, liat
berpasir,liat (10)
- Lempung, lempung berdebu, debu (6)
-Lempung Berpasir (4)
- Pasir, pasir berlempung (2)
b. pH tanah
- 7 dinilai 10
- 6,0-6,9 (8)
- 5,0-5,9 (6)
- 4,0- 4,9 (4)
- <4 dan >7 (2)
4. Elevasi tanah terhadap permukaan air sumber
(Nilai bobot 3)
-Ketinggian 0,0-1,5 m (10), 1,6-2 m (8), 2,1-2,5 m (4), 2,6-3 m(2) dan
>3,1 m(1)
5. Suplai air (Nilai bobot 3)
a. Debit air
> 30 m3/detik (10), 20-30 m3/detik (8), 10-20 m3/detik
(6) dan
< 10 m3/detik (2)
b. Lokasi letaknya dari air sumber <100 m (10), 200-400 m (8),
500-800 m (6),
Lebih dari 800 m(1)
6. Pencapaian lokasi (Nilai bobot 1)
- Dapat ditempuh dengan kendaraan darat dan air (10), Hanya kendaraan
darat (8)
Hanya kendaraan air (6), Hanya jalan kaki < 3 km (4) dan Hanya jalan
kaki
Lebih 3 km (2)
7 Vegetasi (Nilai Bobot 0,5)
a. Pepohonan
- lokasi tidak terdapat pohon (10),
Semak dan pakis atau sejenisnya (8), tanaman keras 5 pohon/100 m2
(6), 5-10 pohon/1002 (4), 10-20 pohon/100 m2 (2), dan
lebih 20 pohon/100 m2 (1)
b. Ukuran pohon
- diameter < 5 cm (8), 5-15 cm (6), 15-25 cm (4), dan > 25 cm (2)
8. Kestabilan lahan atas pengaruh ekstrim (Nilai
bobot 1)
- Gangguan hanya karena angin topan, hujan lebat dan lonsor (10), hujan
biasa (6)
Dan aliran air biasa (2)
9. Mekanisasi (bobot 1)
-
Lokasi dapat ditempuh dan dikerjakan dengan kendaraan berat (10), Hanya
tripuller (5) dan hanya dapat dikerjakan tenaga manusia (1)
10. Dampak Sosial Ekonomi (Nilai bobot 3)
a. Ketersediaan tenaga kerja
- jumlah tenaga kerja lebih 30 orang (8), 20-30 orang (5), < 20 orang
(2)
b. Keterampilan tenaga kerja
- Trampil memelihara ikan (8), Trampil sebagai petani sawah (3) belum
pernah
Jadi petani atau pemelihara ikan (1)
Analisis Data
Evaluasi keadaan lingkungan merupakan
totalitas komponen lingkungan tertinggi yang menunjukkan lokasi terbaik. Tingkat Kelayakan Lingkungan untuk budidaya
ikan air deras dinyatakan dengan rumus Poernomo (1989) yang dimodifikasi
sebagai berikut:
TKL= (PTU x k …..+PTU x k) X 100%
∑PIU x Nilai bobot tertinggi
Dimana :
TKL = Tingkat Kelayakan Lingkungan
PTU = Nilai Rata-rata Parameter
yang terukur
k = Nilai bobot
Indikator: - 90 – 100%
Sangat sesuai
- 70- 89%
Sesuai
- 50 – 69%
Sesuai bersyarat
- < 50 % Tidak perlu dipertimbangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar