Jumat, 11 November 2011


Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.

Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.
Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.
Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.
Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.
Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?
Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.
Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.
Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.
Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.
Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.
Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.


Evaluasi Kesesuaian Lahan Budidaya Air Tawar
Evaluasi Kesesuaian perairan adalah suatu proses pendugaan potensi perairan yang telah dipertimbangkan menurut kegunaannya dan membandingkan serta menginterpretasikan serangkaian data. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kondisi perairan berdasarkan   parameter-parameter tertentu (Widowati, 2004). Evaluasi perairan pada penelitian ini adalah evaluasi kelayakan perairan budidaya air tawar  berdasarkan parameter-parameter produktivitas primer antara lain , MPT, suhu permukaan, kecerahan, oksigen terlarut (DO), pH, fosfat, nitrat, Kecepatan arus, topografi, kualitas tanah, vegetasi, klimat, transportasi, dan pemasaran.
Menurut Trisakti (2003) tingkat kesesuaian lahan budidaya ikan  dibagi menjadi empat kelas, yaitu :
A. Sangat Sesuai (S1) Nilai 80-100%
     Daerah potensial dan tidak mempunyai faktor penghambat untuk pengembangannya.
      B.  Sesuai (S2) Nilai 60-79%
     Daerah potensial karena memenuhi persyaratan minimal untuk pengembangan  budidaya.
      C.  Sesuai Bersyarat (S3) Nilai 40-59%
      Daerah kurang potensial yang memerlukan perlakuan khusus untuk meningkatkan    kemampuannya.
      D.  Tidak Sesuai (TS) Nilai < 40%
      Daerah tidak potensial yang tidak dapat dikembangkan untuk budidaya.
Pemilihan lokasi

      Pemilihan lokasi sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya komoditas perikanan, untuk itu perlu dipertimbangkan faktor yang sangat terkait, misalnya factor teknis, biologis dan sosial ekonomis termasuk tata ruang. keberhasilan usaha perikanan air tawar banyak ditentukan oleh faktor lingkungan.
     Penentuan stasiun penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan menentukan stasiun dengan memilih daerah yang dianggap mewakili lokasi penelitian. Penelitian ini ditentukan sebanyak tiga stasiun pengambilan sampel. Agar data yang diperoleh lebih akurat maka pada setiap lokasi pengamatan, dilakukan pengambilan sampel sebanyak tiga kali ulangan.

Penilaian Kelayakan Lahan Budidaya Ikan
      Penilaian kelayakan budidaya kolam air deras berbasis sungai di kelurahan Lemoe Kecamatan Bacukiki kota Pare-pare menggunakan 10 variabel ukur menurut Poernomo (1989) yang telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Kualitas air Sumber (Bobot 3)
   a. pH air  - 7,5-8,5 Nillai 10
                   - 7,0-7,4 dinilai 6
                    - <7 dan >8,5 Dinilai 2


  b. Kekeruhan air
        - Kekeruhan hanya timbul karena hujan lebat/ banjir (8)
        - Kekeruhan Karena Kondisi tanah (1)
 
  c. Kelarutan oksigen
        - > 5 ppm  dinilai 10,  3-5 ppm dinilai 5, dan <3 ppm dinilai 1
  d. Kadar ammonia
       - <0,5 dinilai (10) , 0,5-1,5 (5) dan > 1,5 (1)
  e. Kadar H2S
       - <0,05 dinilai 10, 0,05-0,1 (5) dan > 0,1 (1)
  f. Kadar Karbindioksida bebas
      -< 25 ppm dinilai (10), 25-50 ppm (5) dan >50 ppm (1)
2.  Kepadatan bentos dan ferifiton (3)
        -  > 10 ekor/m (10).  5-10 (6) dan < 5 (2)
3. Kualitas tanah (Nilai bobot 2)
    a. Tekstur tanah
        - Liat berdebu, liat berpasir,liat (10)
       - Lempung, lempung berdebu, debu (6)
       -Lempung Berpasir (4)
       - Pasir, pasir berlempung (2)
    b. pH tanah
        - 7 dinilai 10
        - 6,0-6,9 (8)
        - 5,0-5,9 (6)
        - 4,0- 4,9 (4)
       - <4 dan >7 (2)
4.  Elevasi tanah terhadap permukaan air sumber (Nilai bobot 3)
     -Ketinggian 0,0-1,5 m (10), 1,6-2 m (8), 2,1-2,5 m (4), 2,6-3 m(2) dan >3,1 m(1)
5.  Suplai air (Nilai bobot 3)
     a. Debit air > 30 m3/detik (10), 20-30 m3/detik (8), 10-20 m3/detik (6) dan
         < 10 m3/detik (2)
     b. Lokasi letaknya dari air sumber <100 m (10), 200-400 m (8), 500-800 m (6),
       Lebih dari 800 m(1)
6.  Pencapaian lokasi (Nilai bobot 1)
     - Dapat ditempuh dengan kendaraan darat dan air (10), Hanya kendaraan darat (8)
       Hanya kendaraan air (6), Hanya jalan kaki < 3 km (4) dan Hanya jalan kaki
       Lebih 3 km (2)
7  Vegetasi (Nilai Bobot 0,5)
     a. Pepohonan
        - lokasi tidak terdapat pohon (10), Semak dan pakis atau sejenisnya (8), tanaman keras 5 pohon/100 m2 (6), 5-10 pohon/1002 (4), 10-20 pohon/100 m2 (2), dan lebih 20 pohon/100 m2 (1)  
     b.  Ukuran pohon      
         - diameter < 5 cm (8), 5-15 cm (6), 15-25 cm (4), dan > 25 cm (2)
8.  Kestabilan lahan atas pengaruh ekstrim (Nilai bobot 1)
     - Gangguan hanya karena angin topan, hujan lebat dan lonsor (10), hujan biasa (6)
        Dan aliran air biasa (2)

9.  Mekanisasi (bobot 1)
     -  Lokasi dapat ditempuh dan dikerjakan dengan kendaraan berat (10), Hanya tripuller (5) dan hanya dapat dikerjakan tenaga manusia (1)
10.  Dampak Sosial Ekonomi (Nilai bobot 3)
    a.  Ketersediaan tenaga kerja
        - jumlah tenaga kerja lebih 30 orang (8), 20-30 orang (5), < 20 orang (2)
    b. Keterampilan tenaga kerja
       - Trampil memelihara ikan (8), Trampil sebagai petani sawah (3) belum pernah
         Jadi petani atau pemelihara ikan (1)
Analisis Data
     Evaluasi keadaan lingkungan merupakan totalitas komponen lingkungan tertinggi yang menunjukkan lokasi terbaik.  Tingkat Kelayakan Lingkungan untuk budidaya ikan air deras dinyatakan dengan rumus Poernomo (1989) yang dimodifikasi sebagai berikut:
TKL= (PTU x k …..+PTU x k)  X 100%
∑PIU x Nilai bobot tertinggi

Dimana :  TKL = Tingkat Kelayakan Lingkungan
                 PTU = Nilai Rata-rata Parameter yang terukur
                     k  = Nilai bobot

Indikator:  - 90 – 100%   Sangat sesuai
                 -  70- 89%   Sesuai
                 -   50 – 69%  Sesuai bersyarat
                 -  < 50 % Tidak perlu dipertimbangkan









KONSTRUKSI DAN PENEMPATAN KOLAM JARING     APUNG (KJA)
A.   Konstuksi Kolam Jaring Apung (KJA)
Kolam Jaring Apung apabila telah terpasang di danau atau bendungan biasanya dirakit menjadi satu unit. Satu unit rakit Kolam Jaring Apung terdiri dari 4 net kolam dan satu gudang/tempat jaga.

Gambaran ( desain ) kolam jaring apung di bawah ini didasarkan pada satu unit dengan ukuran panjang x lebar x kedalam     ( 7 x 7 x 3  m ) setiap net kolam.

1.     Bahan yang dibutuhkan

Desain dan konstruksi bangunan kolam jaring apung hingga sekarang banyak megalami perubahan dan penyesuaian. Sehingga bangunan dan konstruksi tidak tertentu. Konstruksi kolam jaring apung secara umum  banyak memerlukan bahan berupa bambu. Tetapi kini peran bambu tersebut  telah diganti dengan besi sehingga lebih tahan lama walaupun biayanyapun menjadi mahal. Pengapung yang dipergunakan bisa berupa drum zenk bekas, drum plastic atau stereo  foam. Di bawah ini contoh bahan yang dibutuhkan untuk membangun kolam jaring apung.  
Tabel 1. Bahan yang dibutuhkan dan spesifikasinya

No.
Nama  Bahan
Ukuran Spesifikasi
Jumlah
1
Titian Bambu
Apus
100 bt
2.
Pelampung drum
Drum oli/minyak
38 bh
3.
Kayu kaso
3 m
140 bt
4.
Jaring
Polithylin 380 D/9
4 x18 kg
5.
Jangkar semen (besar )
75 kg
6 buah
6.
Jangkar semen (kecil)
2,5 kg
32 bh
7.
Tambang
D/45
190 m
8.
Tambang
D/15
180 m
9.
Paku
7 cm
10 kg
10
Paku
7 cm
10 kg
11.
Kawat
Diameter 0,5mm
12 m

3. Merakit Bagian- bagian Unit Kolam Jaring Apung

a.     Drum diapit dengan kaso
Sebelum drum diapit kaso, drum perlu dibersihkan kemudian dicat. Maksud dan tujuannya adalah agar bahan pembuat drum tidak langsung menyentuh air sehingga drum akan awet. Sebagai tempat pijakan bambu, maka drum yang telah dicat diapit dengan kaso, kaso dipotong dengan ukuran panjang  sama dengan diameter drum ( 70 cm ), kemudian kaso dipasang mengapit melintang pada drum. Drum diapit dengan kaso pada dua bagian seperti terihat pada gambar dibawah ini.
b.    Menjahit Jaring Kantong Jaring Apung
Lembaran kain jaring dipotong sesuai dengan ukuran potongan yang dikehendaki yaitu panjang x lebar x tinggi = 7 x 7 x 3 m. Kemudian kain jaring dijahit dibentuk kantong jaring sesuai dengan ukuran tersebut. Disamping kantong dibentuk disesuaikan dengan bentuk KJA, kantong jaring bagian tepinya juga dijahit sebagai tempat tali ris yang berfungsi untuk menggantungkan kantong jaring pada kerangka KJA. 
c.      Membuat Jangkar Semen Besar Dan Kecil
Jangkar semen terbuat dari semen yang dicetak dengan bentuk sesuai dengan keinginan. Hal yang terpenting dari jangkar semen adalah beratnya. Jangkar semen yang berbobot 75 kg dipergunakan untuk pemberat unit jaring agar tidak hanyut oleh arus air dan arus angin, sedangkan jangkar semen berbobot 25 kg dipergunakan untuk meregangkan jaring agar terbentuk kotak. Di bawah ini adalah gambar contoh bentuk dan bobot jangkar semen.
4.     Merakit Unit Kolam Jaring Apung
a.     Menghubungkan Antar Rakitan Drum
Bambu-bambu yang telah dipersiapkan dipasang di atas drum terapit kaso. Satu deretan rakit dibutuhkan 7 – 8 deret bambu dan 7 buah drum. Setelah deretan rakit terbentuk maka deretan rakit satu sama lain dihubungkan ujung-ujungnya, sehingga terbentuk segi empat. Untuk memperjelas hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini..
b.Menempatkan kerangka kolam jaring apung
Jika hubungan antar deretan rakit telah sempurna sesuai dengan desain maka hal ini disebut kerangka jaring apung. Proses selanjutnya kerangka jaring ditarik ditempatkan pada lokasi yang dianggap memenuhi syarat.

Di bawah ini gambar posisi kerangka kolam jaring apung yang telah ditempatkan untuk disempurnakan kerangkanya menjadi KJA utuh.

c. Memasang kantong jaring
Pada kerangka jaring, setiap sudut dipasang tiang yang telah diberi cincin. Kantong jaring diregangkan dengan cara menyusupkan tambang kedalam lubang mata jaring pada sisi atas jaring, dan setiap sudutnya dihubungkan dengan demikian kantong jaring telah terpasang.
d. Memasang jangkar semen besar dan kecil
Setelah jangkar semen ditali dengan tambang maka posisi pemasangan lihat gambar d bawah ini. jangkar semen besar digunakan untuk menahan unit jaring dari terpaan angin atau arus air, sedangkan jangkar semen kecil dimaksudkan untuk meregangkan kantong-kantong jaring.
B. Menempatkan KJA

Lokasi penempatan unit KJA ke dalam perairan perlu memperhatikan faktor-faktor :


-Luasan perairan
Luasan bagian perairan perlu diperhatikan, karena akan menyangkut kesuburan perairan, jarak antar unit KJA. Jarak antar unit KJA yang disarankan adalah 50 m. Hal tersebut dimaksudkan agar bargas/kapal mudah untuk beroperasi serta akan mengurangi kepadatan unit KJA dan memperhatikan daya dukung perairan.
- Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan juga merupakan faktor penentu, di bendungan Cirata pada saat air surut maksimum kedalaman bendungan sekitar 85 m, pada titik dasar paling dalam. Sehingga dengan demikian pemasangan unit KJA harus memperhatikan surutnya air tersebut. Pilihlah tempat dimana pada saat air surut unit KJA tidak menyentuh dasar perairan. Sebaiknya pemasangan unit KJA dilakukan pada saat air surut maksimum.
 - Arus Air
Pemasangan unit jarring disarankan jangan pada arus air, sebab jika dipasang pada arus air unit KJA akan hanyut terbawa arus air tersebut. Arus air akan terasa besar pada saat musim penghujan atau pada saat aliran air besar dari salah satu sungai pemasok.
- Jalur angin kencang     
Pemasangan unit KJA jangan pada jalur angin kencang sebab angin akan mampu menghanyutkan unit KJA atau akan merobah posisi unit KJA.
- Bebas cemaran
Lokasi KJA harus bebas dari cemaran fisik, kimia maupun biologi dan tidak memiliki pelapisan air ( Stratifikasi ). Cemaran fisik terdiri dari lumpur, sampah atau benda mati lainnya. Cemaran kimia dapat berasal dari limbah industri, pemukiman dan kota serta limbah pertanian seperti pestisida. Bahan pencemar biologi dapat berupa “ Bloom alga “ , Vegetasi atau tumbuhan air, penyakit, hama dan parasit. Stratifikasi perairan seperti  stratifikasi suhu, kandungan oksigen, pH, amoniak. Hal ini akan membahayakan ikan jika terjadi pembalikan air, perairan hendaknya mempunyai kandungan plankton yang optimal dengan nilai transparansi lebih dari 40 cm. Perairan yang terlalu subur planktonnya akan mengalami kekurangan oksigen lebih cepat pada saat malam hari.
- Kualitas air 
Kualitas air yang diharapkan adalah : suhu berkisar antara 25 – 29, pH 6,5 – 8,5, oksigen terlarut lebih dari 4 ppm ; NO2- N kurang dari 0,5 ppm.