Minggu, 06 November 2011

Pemanfaatan Pekarangan Dengan Budidaya Ikan


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk dalam menu makanan sehari-hari adalah dengan memelihara ika dikolam pekarangan. Selain rasanya enak, ikan juga sebagai sumber protein.
            Pekarangan berarti tanah di sekitar rumah atau halaman rumah. Bagi masyarakat yang tinggal di pulau jawa hal ini langsung dapat dipahami. Namun, bagi masyarakat yang tinggal di pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, definisi tersebut memerlukan penjelasan lebih lanjut. Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat di pulau tersebut tinggal di tepian sungai sehingga pekarangan yang ada disekitar rumahnya bukanlah tanah, tetapi air.
            Pemeliharaan ikan di kolam pekarangan telah lama dilaksanakan sebagian besar masyarakat, misalnya di Cianjur, Bogor, Sukabumi, Jakarta serta daerah lain di Indonesia. Umumnya petani ikan hanya sekedar membesarkan saja dan masih jarang mengusahakan pembenihannya. Biasanya benih yang dibesarkan oleh petani ikan dibeli dari pasar. Setelah beberapa bulan dipelihara dan ukurannya agak besar, ikan dapat dinikmati sebagai ikan lauk.
            Memelihara ikan di pekarangan dianggap cukup menguntungkan karena dapat memanfaatkan sisa makanan dan limbah kotoran sebagai pakan sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pakan. Setelah cukup besar, ikan dapat dikonsumsi atau dijual ke pasar atau ke tetangga. Namun, keuntungan yang diperoleh masih sedikit dibandingkan dengan biaya investasi pembangunan kolam dan tenaga yang dikeluarkan untuk mengelola kolam pekarangan.
            Sedikit sekali di antara pemelihara ikan di pekarangan mengetahui apalagi  menguasai teknik budi daya dan sifat biologis ikan, baik sifat kebiasaan makan maupun kebiasaan berkembang biak. Salah satu yang pantas mendapatkan ancungan jempol adalah kemauan untuk memelihara ikan walaupun hanya sambilan. Tidak jarang orang justru sinis dengan usaha budidaya ikan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan anggapan bahwa anak-anak kecil yang mengkonsumsi ikan akan menderita penyakit cacingan. Padahal, ikan sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk membantu perkembangan tubuhnya karena ikan mengadung protein 16-24%. Selain itu, ikan mengandung lemak antara 0,2-2,2%, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Ikan juga cocok untuk dikonsumsi oleh penderita tekanan darah tinggi karena kandungan kolestrolnya sedikit. Kolestrol ini merupakan lemak yang jenuh yang bias menyebabkan penyakit atau kambuhnya tekanan darah yang tinggi.

Tujuan Penulisan
 Tujuan Penulisan ini adalah sebagai salah satu bahan informasi Investasi Usaha Ikan di Lahan Pekarangan.





PEMBAHASAN
Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk dan pola tanaman pekarangan tidak dapat disamakan, bergantung pada luas tanah, tinggi tempat, iklim, jarak dari kota, jenis tanaman. Pada lahan pekarangan tersebut biasanya dipelihara ikan dalam kolom , dan hewan piaraaan seperti ayam, itik, kambing, domba, kelinci, sapi dan kerbau. Keragaman tumbuhan dan bintang piaraan inilah yang menciptakan pelestarian lingkungan hidup pada pekarangan.
Lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan yang saling menguntungkan. Sebagian dari tanaman dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan sebagian lagi untuk manusia, sedangkan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah pekarnagn. Dengan demikian, hubungan antara tanah, tanaman, hewan piaraan, ikan dan manusia sebagai unit-unit di pekaranagn merupakan satu kesatuan terpadu.

Fungsi Lahan Pekarangan
Lahan pekarangan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Lumbung Hidup
Untuk menghadapi musim paceklik, pekarangan biasanya dapat membantu penghuninya menyediakan sumber pangan yang hidup (lumbung hidup) seperti : tanaman palawija, tanaman pangan dan hortikultura, hasil binatang peliharaan, dan ikan

2. Fungsi Warung Hidup
Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman dan binatang peliharaan yang setiap saat siap dijual untuk kebutuhan keluarga pemiliknya.
3. Fungsi Apotik Hidup
Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman obat-obatan, misalnya sembung, jeruk nipis, kunir, kencur, jahe, kapulaga dan sebagainya. Tanaman tersebut dapat digunakan untuk obat-obatan tradisional yang tidak kalah khasiatnya dengan obat-obatan yang diproduksi secara kimiawi.
4. Fungsi Sosial
Lahan pekarangan yang letaknya berbatasan dengan tetangga biasanya digunakan untuk ngumpul-ngumpul hajatan, tempat bermain, berdiskusi, dan kegiatan social lainnya. Hasil pekarangan biasanya saling ditukarkan dengan hasil pekarangan tetangga untuk menjalin keeratan hubungan social.
5. Fungsi Sumber Benih dan Bibit.
Pekarangan yang ditamani berbagai jenis tanaman dan untuk memelihara ternak atau ikan mampu menyediakan benih atapun bibit baik berupa biji-bijian, stek, cangkok, okulasi maupun bibit ternak dan benih ikan.
6. Fungsi Pemberian Keasrian
Pekarangan yang berisi berbagai jenis tanaman, baik tanaman merambat, tanaman perdu maupun tanaman tinggi dan besar, dapat menciptakan suasana asri dan sejuk.
7. Fungsi Pemberi Keindahan
Pekarangan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman bunga-bungaan dan pagar hidup yang ditata rapi akan memberi keindahan dan keteangan bagi penghuninya.
Kolam Sederhana
Membuat kolam ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni : cara sederhana dengan menggali tanah yang telah ditentukan dengan bangunan non permanen dan cara modern dengan membuat tanggul secara permanen. Kedua cara tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya bergantung pada keadaan lingkungan di sekitarnya, dan factor social ekonomi setempat.
Pilihan membuat kolam sederhana di lahan pekarangan memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
a.       Meningkatkan pendapatan dan gizi keluarga, terutama protein hewani.
b.      Meningkatkan partisipasi aktif dalam gerakan program penganekaragaman pangan.
c.       Biaya pembuatan relatif murah
d.      Teknologinya mudah dilaksanakan dan dapat menciptakan kegiatan yang bersifat mandiri bagi setiap rumah tangga.
e.       Mudah disebarluaskan.




Mengenal Jenis Ikan
Jenis - jenis ikan yang lazim diusahakan di kolam sederhana pada lahan pekarangan adalah : Ikan gurami, ikan tawes, ikan grass carp, ikan mujair, ikan nila, ikan karper dan ikan lele dumbo.
A. Ikan Gurami.
Ikan gurami ( Osphronemus gouramy ) memiliki prospek cerah dengan harga cukup mahal. Ikan gurami dapat dibudidayakan dengan baik mulai diatas permukaan laut, dengan suhu air optimal antara 24oC – 28oC.
Ciri - ciri ikan gurami jantan adalah sebagai berikut :
1.      Dahinya bertombol dan berwarna kekuning - kuningan.
2.      Kedua belah rusukbagian belakang membentuk sudut tumpul.
3.      Semua sisik agak terbuka dan pada sirip tampak urat - urat rambut berwarna kemerah-merahan.

Sedangkan ciri - ciri ikan gurami betina adalah sebagai berikut :
1.      Siripnya berwarna kehitam-hitaman
2.      Bagian perut di belakang sirip dada membesar
3.      Umur induk yang baik antara 4 tahun sampai 5 tahun dan beratnya 2 kg.
4.                  Lama bertelur ikan gurami antara 2 hari - 3 hari. Jumlah telur antara 1.000 butir sampai 3.000 butir. Setelah 10 hari, telur tersebut menetas.


Anak ikan gurami memakan binatang renik yang hisup sebagai periphyton, larva semut, larva rayap, bungkil kelapa, dan cincangan daun.

B. Ikan Tawes.
Ikan tawes (Puntius gonionotus) memiliki badan berwarna putih keperak-perakan sehingga sering disebut juga ikan " Putihan" atau "Bader putihan". Ikan tawes dapat dibudidayakan dengan baik mulai dari tepi pantai (di tambah air payau) sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu optimum antara 25oC – 33oC. namun ikan tawes lebih cocok dipelihara di dataran rendah. Bila diolah menjadi ikan asin, ikan tawes ternyata cukup tinggi harganya.
Anak ikan tawes memakan ganggang bersel tunggal, zooplankton, ganggang rantai, mayas, pucuk tanaman air, dan tanaman lunak lainnya. Moncong ikan tawes kecil dan pada ujung moncong terletak mulut yang dihiasi oleh dua pasang sungut berukuran kecil.
Bentuk badan ikan tawes memanjang pipih ke kesamping dengan bentuk punggung membesar. Sisik ikan tawes berwarna putih keperak-perakan dengan warna gelap di bagian punggung.
C. Ikan Mujair
Ikan mujair (Tilapia mossambica) cepat berkembang biak dan bisa hidup dimanapun, baik dataran rendah maupun dataran pegunungan, baik pada air tawar maupun air payau. Induk ikan mujair yang berumur 3,5 bulan sudah memulai bertelur sebanyak 50 butir. Satu setengah bulan berikutnya induk ikan tersebut bertelur lagi. Setiap kali bertelur jumlah telur bertambah 50 butir - 75 butir. Seekor induk dapat bertelur sampai 2.000 butir. Telur-telur tersebut biasanya disimpan di dalam mulut induknya. Penetasan telur juga terjadi di dalam mulut induknya. Setelah menetas, anak-anak ikan mujair disemburkan dari mulut induknya. Jika ada bahaya, anak-anak ikan tersebut berebut masuk kembali ke mulut induknya.
Ikan mujair dewasa gemar makan ganggang biru, sehingga dapat membantu kita membrantas penyakit malaria, sebab ganggang biru merupakan tempat bertelur nyamuk malaria.
D. Ikan Nila
Ikan Nila (Tilapia nilotica) dibedakan menjadi dua, yakni ikan nila biasa berwarna hitam keputih-putihan dan ikan nila merah berwarna merah. Bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan perbandingan antara panjang badan dan tingginya adalah 3 : 1. sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar, berbentuk etonoid dengan garis-garis vertical berwarna gelap pada siripnya.
Ikan nila betina memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Ukuran sisik relatif lebih kecil daripada sisik ikan nila jantan
2.      Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna cerah.
3.      Bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip
4.      Sirip punggung dan sirip ekor bergaris menyambung serta melingkar
5.      bila bagian perut diurut (dipijat) tidak akan mengeluarkan cairan berwarna bening.

Sedangkan ikan nila jantan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Ukuran sisik libih besar daripada sisik ikan nila betina
2.      Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna gelap
3.      Bentuk hidung dan rahang belakang melebar
4.      Sirip punggung dan sirip ekor merupakan garis-garis yang terputus-putus.
5.      Bila bagian perut diurut (dipijat) akan mengeluarkan atau memancarkan cairan berwarna kuning.
Kemampuan bertelur seekor induk ikan nila antara 300 butir sampai 1.500 butir. Telur ikan nila berbentuk bulat kecil, berdiameter 2,8 mm, berwarna abu-abu sampai kekuning-kuningan, tidak lekat, tenggelam dalam air, dan dierami dalam mulut induk betina. Telur ikan nila menetas antara 4 hari - 5 hari kemudian.
E. Ikan Karper
Ikan Karper (Cyprinus carpio) dapat tumbuh optimal pada ketinggian sekitar 150 meter - 600 meter di atas permukaan laut, dengan suhu air antara 20oC – 25oC. ikan ini memiliki beberapa varietas, antara lain karper merah, karper sinyonya, karper punten dan karper majalaya.
Karper merah atau ikan mas dicirikan oleh sisiknya yang berwarna kuning keemas-emasan. Bentuk badannya relatif panjang dan penampang bagian punggungnya tidak begitu pipih.






Kolam Sederhana
A. Pengamatan Lahan Pekarangan    
Pekerjaan pengamatan letak lahan pekarangan meliputi luas tanah, jenis tanah, dan lingkungan sekitarnya.
1.   Luas tanah
Untuk memastikan ukuran luas tanah, kita dapat mengukurnya dengan menggunakan  alat ukur berupa meteran.
2.   Jenis Tanah
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun kolam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.   ambillah sebagian tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah, lalu masing-masing  dilumatkan dalam air. Setelah lembek dibuat genggaman dan ditekan sekuat-kuatnya. Jika meninggalkan gumpalan pasir cukup banyak, berarti tanah tersebut tergolong tanah berpasir. Akan tetapi jika hanya sedikit sisa pasirnya, berti tergolong tanah liat.
b.   Jenis tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat berpasir.
3. Lingkungan
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara lain meliputi :
a. Sumber air : sungai, parit, mata air, dan saluran irigasi
b. Letak pintu pemasukan dan pengeluaran air.
c. Macam tumbuhan dan bantuan yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dibuang/disingkirkan.

B. Penggalian tanah
1.   Tanah diukur dan ditandai sesuai bentuk dan posisinya. Sebaiknya kolam berbentuk empat  persegi panjang. Direncanakan luas kolam sederhana di lahan pekarangan adalah 50 m2 .
2.   Sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan, tanah mulai dicangkul sampai kedalaman 100 cm - 150 cm.
3.   Bersamaan dengan penggalian tanah, sekaligus dibangun pematangnya. Pematang harus kokoh, berbentuk trapezium dan tidak bocor.
4.   Dasar kolam dibuat miring antara 3 persen sampai 5 persen kearah pintu pembuangan air.
kolam%20ikan5.         Pada dasar kolam perlu dibuatkan kemalir. Fungsi kemalir adalah untuk mempermudah penangkapan ikan pada waktu dilakukan panen.





Model-Model  Kolam

Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budi daya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budi daya ikan yang biasa dilakukan.
1.   Kolam Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.

kolam_ikan_ciseeng_2
2.   Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah
110_big




3. Kolam Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok .

112_big
Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air mengalir/running water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi di mana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50 l/detik). Kolam air tenang/ stagnant water dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budi daya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan, dan lain- lain, tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5–5 l/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan berdasar-kan proses budi daya dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kolam antara lain kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam pemeliharaan / pembesaran, dan kolam pemberokan induk.
Kolam pemijahan adalah kolam yang sengaja dibuat sebagai tempat perkawinan induk-induk ikan budi daya. Ukuran kolam pemijahan ikan bergantung kepada ukuran besar usaha, yaitu jumlah induk ikan yang akan dipijahkan dalam setiap kali pemijahan. Bentuk kolam pemijahan biasanya empat persegi panjang dan lebar kolam pemijahan misalnya untuk kolam pemijahan ikan mas sebaiknya tidak terlalu berbeda dengan panjang kakaban. Sebagai patokan untuk 1 kg induk ikan mas membutuhkan ukuran kolam pemijahan 3 × 1,5 m dengan kedalaman air 0,75–1,00 m.      
Kolam pemijahan sebaiknya dibuat dengan sistem pengairan yang baik yaitu mudah dikeringkan dan pada lokasi yang mempunyai air yang mengalir serta bersih. Selain itu kolam pemijahan harus tidak bocor dan bersih dari kotoran atau rumput- rumput liar .
Kolam penetasan adalah kolam yang khusus dibuat untuk menetaskan telur ikan, sebaiknya dasar kolam penetasan terbuat dari semen atau tanah yang keras agar tidak ada lumpur yang dapat mengotori telur ikan sehingga telur menjadi buruk atau rusak. Ukuran kolam penetasan disesuaikan juga dengan skala usaha. Biasanya untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan larva, ukurannya 3 × 2 m atau 4 × 3 m .
Kolam pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau tradisional sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk dapat tumbuh pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan .
Kolam pemberokan adalah kolam yang digunakan untuk menyimpan induk-induk ikan yang akan dipijahkan atau ikan yang akan dijual/diangkut ke tempat yang jauh.














PENUTUP
Kesimpulan
            Usaha Perikanan di kolam pekarangan dapat dilaksanakan dalam skala besar dengan manajemen usaha yang baik. Hal tersebut dapat tercapai bila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Lokasi yang akan dibangun mempunyai kelandaian yang memenuhi syarat teknis. Air yang tersedia pun cukup debitnya. Selain itu usaha ini perlu ditunjang modal yang cukup dan ditambah beberapa persyaratan teknis maupun social ekonomis lainnya. Oleh karena itu budidaya ikan kolam pekarangan yang awalnya hanya merupakan usaha sambilan dapat berubah menjadi perusahaan keluarga yang bias mendatangkan keuntungan yang cukup besar.
Saran
            Berbekal Teori dari buku belum tentu cukup, tanpa adanya pengalaman yang diperoleh dari pengelolaan suatu usaha.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar